JAMBI – Icon kebanggaan Kota Jambi di masa kepemimpinan almarhum Zulkifli Nurdin, Kondisi Jembatan Batanghari II kini di soal dan dikeluhkah segenap warga pengguna jalan.
Jembatan yang dibangun pada tahun 2000 lalu, memiliki pondasi tiang penopang dengan kedalaman sekitar 40 meter, lebar 7 meter ,dengan panjang sekitar 1300 meter dan biaya sekitar 300 miliar dengan grade A itu, selalu terlambat dalam perawatan (maintenance).
Icon dengan sebutan jembatan seribu tiang tersebut, selain merupakan jembatan terpanjang di Provinsi Jambi juga merupakan Icon kebanggaan masyarakat Jambi.
Pantauan langsung beritategas.com di lapangan, memang tampak tambalan pada ruas-ruas pada bagian jembatan mulai tampak rusak berlubang sehingga membahayakan pengguna jalan kendaraan bermotor roda dua.
Mona (34), dan Badri (40), masing-masing masyarakat Desa Sakean dan Desa Talang Duku, pengguna jalan dengan kendaraan bermotor roda dua, mengeluhkan kondisi jembatan tersebut.
“Pihak pemerintah dan Instansi terkait, selalu sering terlambat memberikan perhatian terhadap Icon Provinsi Jambi ini,” ungkapnya. Jumat (16/10/2020).
Lebih lanjut diungkapkannya, misalnya, pengecatan, penambalan ruas bagian-bagian jembatan yang rusak berlobang, dan suasana jembatan tampak gelap di malam hari karena minimnya penerangan lampu jalan.
“Sehingga sangat berbahaya bagi segenap pengguna jalan dan rawannya tindak kriminal,” ujarnya.
Mona dan Badri menambahkan, tak hanya itu saja, seringkali terjadi kemacetan di ruas jembatan tersebut.
“Dimana kendaraan bermuatan lebih dari 8 ton. Takutnya, jembatan tersebut patah akibat kelebihan muatan. Dan lainnya lagi, kemacetan diakibatkan oleh adanya pedagang yang berjualan di atas jembatan,” sebutnya.
Mona dan Badri, berharap kepada Pemerintah Provinsi Jambi dan Instansi terkait agar maintenance Jembatan Batanghari II lebih ditingkatkan dan menjadi prioritas.
Reporter : Harvery
Editor : Firman