MUARO JAMBI – Wisata Alam Danau Tangkas yang berlokasi di Desa Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu destinasi wisata alam yang memukau dengan pesona alamnya yang natural.
Bermula dari pengalaman masa kecil di dunia pendidikan, pengetahuan yang diberikan oleh guru tentang alam, lingkungan dan pesona alam, Datuk Edi Sugito setelah terpilih menjadi Kepala Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi bercita-cita membangun dan mempotensikan sumber daya alam yang ada di desanya.
Dengan kegigihan dan semangat yang tinggi, Ia pun mewujudkan cita-cita tersebut dengan memanfaatkan Danau di Desa Tanjung Lanjut menjadi suatu tempat wisata alam.
Berdasarkan hasil informasi yang berhasil dihimpun dari Datuk Edi Sugito di lokasi Wisata Alam Danau Tangkas, Rabu (25/11/2020),terkait tentang sejarah dan ide awal bahkan nama danau wisata tersebut, ia pun mengisahkan kepada www.beritategas.com.
Sejak memasuki dunia pendidikan, dirinya telah mendapatkan berbagai macam pengetahuan dari guru baik sejarah, pengetahuan tentang alam, lingkungan dan lainnya.
“Sehingga melalui hal itu,saya terbeban dan dengan potensi danau yang ada, itu juga memberikan stimulus bagi saya untuk mengfungsikan dan mewujudkan potensi danau ini menjadi suatu tempat, dimana nantinya orang-orang dapat menikmati suasana yang alami, berkumpul bersama melepaskan kejenuhan dan rutinitas , refreshing dan menikmati suasana yang benar-benar membuat diri kita menyatu dengan alam,” tuturnya.
Dikatakan lebih lanjut, objek wisata ini, dikelola sedemikian rupa dan benar-benar bersifat alam natural, terbuka dengan pemandangan menghijau di tengah hamparan danau dengan tujuan pengunjung.
“khususnya generasi muda (milenial) dapat memetik hikmah atas fenomena alam, keasrian, kultus budaya setempat khususnya kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan yang dipercayakan oleh sang pencipta kepada umat-Nya,” terang Datuk Edi Sugito.
Masih kata Datuk Edi Sugito, mulanya ide dan pengembangan danau ini sempat menjadi cibiran masyarakat bahkan kami dianggap orang gila,” karena tidak mungkin mengelola danau tersebut menjadi wisata alam yang diakibatkan ketika musim kemarau maka danau itu akan mengalami penyusutan air hingga kering,” ungkapnya.
Namun, masih kata Edi Sugito, kami tetap optimis dan yakin percaya dapat mewujudkannya menjadi danau wisata alam.
“Memang danau tersebut dahulunya dikenal dengan sebutan lopak atau aur dan kawasan danau itu pun merupakan tempat berkumpulnya dewa-dewa sesuai dengan penuturan segenap orang tua tempo dulu, Itu sejarahnya,” ujarnya.
Bahkan, danau tersebut juga merupakan sarana transportasi air sebelum adanya pembangunan jalan darat.
“Dan sejak tidak dimanfaatkan lagi sebagai sarana transportasi air, maka tumbuhlah berbagai ragam tumbuhan di air danau sehingga terbentuk seperti karya tangan Ilahi,” imbuhnya.
Dijelaskannya, untuk sumber air danau ini berasal dari aliran sungai dari Kilometer 58 dan Kilometer 73 menyatu dan akhirnya menjadi danau atau menjadi perutnya sungai yang selanjutnya mengalir menuju ke muara Sungai Batanghari.
“Danau ini memiliki kedalaman sekitar 2-4 meter dan ketika surut sekitar 2 meter, sementara total luasnya sekitar 400 hektar,” katanya.
Terkait pemberian nama Danau Tangkas, Edi Sugito menerangkan, Danau ini posisinya ditengahi oleh dua wilayah, satu Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi dan satunya lagi Desa Chaos, Kabupaten Batanghari.
“Jadi, kata Tangkas memiliki arti Tang adalah Tanjung Lanjut sedangkan Kas adalah Kaos dan disingkat menjadi Tangkas, Danau Tangkas,” kata Datuk Edi Sugito.
Dan pada tahun 2018 lalu, Wisata Alam Danau Tangkas ini telah diresmikan oleh Bupati Muaro Jambi, Hj.Masnah Busyro, SE dan telah berlangsung hingga saat ini.
“Untuk saat sekarang ini, wahana yang kita miliki ialah rumah pohon, wisata telusur lorong liontin dan lainnya,” ujarnya.
Lanjutnya, Wisata Alam Danau Tangkas merupakan objek wisata yang benar-benar menghadirkan keasrian alam, keunikan daratan seluas kurang lebih 6500 meter persegi yang dikelilingi air danau dan benar-benar menghadirkan panorama alam di hati kita.
“Tentunya, kita tidak akan dapat memberikan komentar kalau tidak melihat dan menikmatinya secara langsung dari dekat,” tutup Datuk Edi Sugito.
Reporter : Harvery
Editor : Firman